Mencicipi kuliner khas kota yang dituju adalah salah satu agenda wajib saya saat traveling ke luar kota. Tak terkecuali saat saya menyambangi Dieng Plateau
Desember 2011 lalu. Iya, meskipun hampir satu tahun berlalu namun
nikmat cita rasa kuliner yang saya cicipi itu serasa masih menempel di
lidah. Mengingatnya membuat saya rindu, ingin kembali ke Wonosobo
lagi. Beneran, tak ada yang berlebihan. Siapapun yang pernah mencicipi,
pastilah mengamini tulisan saya ini
Memang apa sih kuliner khas Wonosobo?
Mie Ongklok. Pernah dengar? Atau pernah
mencoba? Mie Ongklok merupakan kuliner khas Wonosobo dan cuma ada di
Wonosobo. Bahkan bisa dibilang trademark-nya Kabupaten Wonosobo. Rugi bangetlah pokoknya kalau main ke Dieng tapi gak menyempatkan diri, mampir mencicipi mie satu ini.
Apa sih yang membuat Mie Ongklok ini begitu khas?
Mienya sih seperti layaknya olahan mie
lain, menggunakan mie kuning. Yang membedakan adalah campurannya. Kalau
olahan mie lain biasa menggunakan tauge atau sawi sebagai campurannya,
Mie Ongklok mencampur kubis dan kucai sebagai sayurannya. Mie dan
potongan sayuran ditata sedemikian rupa sehingga membentuk kerucut lalu
diguyur kuah kental mirip kari, tapi bukan kari. Nah, kuah inilah yang
membuat Mie Ongklok terasa istimewa, lezat menggoda lidah. Olahan mie
lain gak ada dehh yang nyamain.
Setelah saya cari tahu sana sini,
ternyata yang membuat kuah Mie Ongklok ini terasa nikmat adalah karena
terbuat dari campuran saripati singkong, gula merah dan udang kering,
yang disempurnakan dengan bumbu kacang, juga taburan lada dan bawang
goreng. Cara membuat Mie Ongklok juga unik. Mie beserta sayuran
dimasukkan ke dalam wadah berupa saringan bambu, lalu dicelup-celupkan
saja ke dalam air mendidih. Beda kan dengan olahan mie lain yang biasa
diolah dengan cara direbus begitu saja?!
Menikmati Mie Ongklok juga ada seninya. Kalau dikacau/diaduk menurut
saya sih akan berkurang nikmat kuahnya. Jadi enaknya dinikmati seperti
menikmati kue tart. Dinikmati sesuap demi sesuap tanpa merusak
bentuknya. Tak juga lengkap kalau menikmatinya tanpa ditemani sate sapi.
Kenapa sate sapi? Kenapa bukan sate kuda, sate ayam, sate kambing, atau
sate kelinci? Karena konon katanya tekstur dan rasa daging sapi dinilai
paling pas di lidah saat dikunyah bersamaan dengan mie.
Kalau doyan selera pedas, bukan saos
sambal teman Mie Ongklok yang pas. Melainkan cabe rawit yang telah
dihaluskan jadi sambal. Kalau masih kurang pedas, gigit cabe rawit yang
masih utuh juga boleh
Lalu dimanakah tempat menikmati Mie
Ongklok paling enak se-Wonosobo? Mie Ongklok Pak Muhadi yang terletak di
jalan A. Yani jawabannya. Gak salah dehh. Bahkan Wikipedia
pun mengakui. Meskipun tempatnya sederhana, tapi parkirannya penuh oleh
mobil mewah dengan plat nomor kota berbeda-beda. Pak Muhadi sendiri
ternyata tak lain tak bukan adalah penciptanya resep Mie Ongklok.
Jadi, meskipun di Wonosobo itu banyak bertebaran warung Mie Ongklok,
yang asli yaa Mie Ongkloknya Pak Muhadi. Lokasinya juga gak sulit
ditemukan karena berada di jalur utama Wonosobo – Banjarnegara. Biar gak
kesasar, yukk tanya streetdirectory dimana sih letak pastinya Mie Ongklok Pak Muhadi
Soal harga, kata orang sih harga menentukan rasa. Tapi buat Mie Ongklok, itu pengecualian. Karena hanya dengan empat ribu rupiah saja, Mie Ongklok nan super duper lezat itu sudah bisa mampir menggoyang lidah. Makan berkali-kali juga gak akan bikin bangkrut.
***
Artikel ini diikut-sertakan dalam “Lomba Menulis Tempat Makan Favorit Blogger dan pasang Widget Peta” persembahan Blogger Plus Indonesia (BPI) dan streetdirectory